Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,institusi, dan perilaku
bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimanastandar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakatmodern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang
yang ada di dalam organisasi.Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam
kegiatan bisnis:
- Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis
juga
mempertaruhkan nama, harga diri,
bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
- Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.
- Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Bisnis adalah kegiatan yang
mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya,kegiatan bisnis akan
berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang
menjamin kegiatan. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain ialah:
A. Pengendalian
diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan
pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan
dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan
keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan
dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan
tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah
etika bisnis yang "etis".
B. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut
untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk
"uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus
menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan
sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
C.
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi
dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi
golongan
yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi
informasi dan teknologi.
D. Menciptakan
persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan
sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar
mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu
dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
Jadi kesimpulan makna dari etika bisnis mempelajari mengenai hal yang benar
dan salah yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan terutama bisa
kita terapkan dalam melakukan bisnis .karna bisnis mengutamakan rasa saling
percaya ,dengan rasa saling percaya bisnis kita akan berkembang baik dan
menjadi bisnis yang bermoral .
Perkembangan jaman yang semakin maju
menjadikan laju pertumbuhan perekonomian dunia semakin cepat dan
dengan diberlakukannya sistem perdagangan bebas membuat batas kita dan
batas dunia semakin "kabur" (borderless world). Hal ini
jelas mendorong semua kegiatan saling berpacu satu dengan yang lain untuk
mendapatkan kesempatan (opportunity) yang dapat menghasilkan keuntungan
(profit). Hal tersebut kadang kala memaksa orang atau institusi
untuk menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan bahwa akan ada pihak
yang dirugikan .
Perusahaan sebagai pelaku bisnis dalam
perkembangannya telah menjadi salah satu kekuatan sosial ekonomi yang semakin
besar pengaruhnya. Dimulai sejak revolusi industri pada akhir abad
ke-18 dan awal abad–19 dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin
uap (dengan menggunakan batu bara sebagai bahan bakar) dan ditenagai oleh mesin (terutama dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan
mesin logam-keseluruhan pada dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk
mesin produksi untuk digunakan di industri lainnya yang membuat suatu
perubahan yang luar biasa diseluruh dunia baik pada bidang teknologi dan berdampak pada
bidang , sosioekonomi, dan sosial budaya.
Perusahaan tidak saja
telah menjadi institusi ekonomi yang kian penting dan strategis, tetapi juga
telah menjadi suatu kekuatan besar untuk perubahan sosial. Perusahaan
telah menjadi alat yang dominan untuk mentransformasikan iptek menjadi
barang dan jasa yang berdaya guna secara ekonomis dan dalam
perjalanan selanjutnya telah membuat terjadinya suatu perubahan sosial
yang sangat luar biasa .Pada saat yang bersamaan harapan masyarakat terhadap
peran perusahaan kian meluas , Fremon E. Kast menggambarkan dengan tiga
lingkaran konsentrik tanggung jawab, yaitu :
(1) lingkaran dalam yang
meliputi tanggung jawab dasar, yakni fungsi ekonomi berbasis efisiensi;
(2) lingkaran tengah
yang mencakup tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomi
dengan kesadaran yang lebih dalam terhadap nilai-nilai dan prioritas sosial
yang dinamis, seperti upaya pelestarian lingkungan, memanusiakan tempat kerja,
memperlakukan pelanggan sebaik mungkin
(3) lingkaran luar yang menggambarkan tanggung
jawab baru, yakni kepedulian yang lebih dalam terhadap peningkatan kualitas
lingkungan sosial, seperti peduli terhadap pengangguran, kemiskinan, dan
penderitaan anggota masyarakat.
John Elkington (1997) , merumuskan Triple
Bottom Line atau tiga faktor utama operasi perusahaan dalam
kaitannya dengan lingkungan dan manusia, yaitu faktor manusia dan masyarakat
(people), faktor ekonomi dan keuntungan (profit), serta faktor lingkungan
(Planet). Ketika faktor ini juga terkenal dengan sebutan triple-P (3P) yaitu people,
profit and planet. Ketiga faktor ini berkaitan satu sama lain. Masyarakat
tergantung pada ekonomi; ekonomi dan keuntungan perusahaan tergantung pada
masyarakat dan lingkungan, bahkan ekosistem global. Inilah yang sering disebut
sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility ), suatu
paham yang menyatakan bahwa perusahaan mempunyai kewajiban terhadap
kelompok–kelompok masyarakat selain dari para pemilik perusahaan
dan di luar yang ditentukan oleh undang-undang. Walaupun bisnis tidak dapat
diharapkan 100 persen mengambil seluruh tanggung jawab sosial yang begitu luas
permasalhannya, namun mereka tidak dapat menutup mata terhadap perlunya
perubahan sosial. Kerja sama yang aktif dengan intitusi pemerintah dalam
berbagai level serta dukungan dan partisipasi anggota masyarakat lewat LSM dan
yang lainnya dalam mengatasi isu-isu dan realita masalah sosial di masyarakat
merupakan suatu harapan umum dan bagian dari tanggung jawab bisnis masa
kini dan yang akan datang.
Dalam perspektif usaha jangka
panjang yang harus lebih diperhatikan perusahaan adalah kesadaran
akan segudang tanggung jawab sosial perusahaan sebagai
kewajiban organisasi usaha dalam rangka untuk melindungi
lingkungan dan memajukan masyarakat di mana organisasi dan pasar
perusahaan berada .Tanggung jawab sosial dunia bisnis bukanlah bentuk tanggung
jawab yang dipaksakan apalagi atas dasar tekanan, ancaman, atau paksaan,
melainkan tanggung jawab yang didasari kaidah moral, komitmen sosial, dan etika
bisnis yaitu suatu tuntutan mengenai perilaku, sikap dan tindakan yang diakui,
sehubungan suatu jenis kegiatan usaha suatu perusahaan terkait penerapan
tanggung jawab sosial suatu perusahaan yang timbul dari dalam perusahaan
itu sendiri .Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah suatu
cara dalam melakukan kegiatan usaha dengan memperhatikan seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini merupakan suatu kesatuan yang mencakup bagaimana kita
menjalankan usaha secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang
berlaku (legal) serta tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun
perusahaan di masyarakat.Etika bisnis dapat diartikan lebih luas dari
ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan bisa merupakan standar yang
lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan yang tidak
diatur oleh ketentuan hukum.
Tanggung jawab sosial dunia usaha
dipengaruhi oleh berbagai kekuatan, yaitu norma sosial dan budaya, hukum serta
regulasi, praktik dan budaya organisasi. Jadi, boleh dikatakan dia terbentuk
karena dorongan kemanfaatan, moralitas, dan keadilan.
Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan
The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever,
Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling,
menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan
environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan,
mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak
atau persetujuan investasi.
Di tahun 1999, jurnal Business and Society
Review menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen
dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value
added sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang tidak melakukan hal
serupa.
Bukti lain, seperti riset yang dilakukan
oleh DePaul University di tahun 1997, menemukan bahwa perusahaan yang
merumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika
memiliki kinerja financial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih
bagus dibandingkan perusahaan lain yang tidak melakukan
prinsip-prinsip etika .
Fakta masyarakat ada realita kontradiktif,
dimana di satu pihak ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak
diwarnai dengan konflik sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang
berkinerja baik tanpa harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian
diduga sangat dipengaruhi oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang
diwujudkannya melalui kadar tanggung jawab sosial perusahaan.Perusahaan sebagai
sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri
sendiri. Perusahaan memerlukan kemitraan yang saling timbal balik dengan
institusi lain. Perusahaan selain mengejar keuntungan ekonomi untuk
kesejahteraan dirinya, juga memerlukan alam untuk sumber daya olahannya dan
stakeholders lain untuk mencapai tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan
tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bagian dari pada etika berusaha ,
perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan
secara sosial. Dengan demikian keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung
dengan baik dan secara tidak langsung akan mencegah konflik yang merugikan.
Perlu dipahami,
karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan
karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam Etika yaitu
1. Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Ciri Bisnis
yang Beretika
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dalam mata kuliah etika bisnis dapat disimpulkan mengenai Ciri-Ciri Bisnis yang beretika yaitu:
1. Tidak merugikan siapapun
2. Tidak menyalahi aturan-aturan dan norma yang ada
3. Tidak melanggar hukum
4. Tidak menjelek-jelekan saingan bisnis
5. Mempunyai surat izin usaha
Berdasarkan hasil diskusi kelompok dalam mata kuliah etika bisnis dapat disimpulkan mengenai Ciri-Ciri Bisnis yang beretika yaitu:
1. Tidak merugikan siapapun
2. Tidak menyalahi aturan-aturan dan norma yang ada
3. Tidak melanggar hukum
4. Tidak menjelek-jelekan saingan bisnis
5. Mempunyai surat izin usaha
Sikap Bisnis
Ditunjukan Dalam Hal
-Intergrity : Bertindak jujur & benar
-Manner : Tidak Egois
-Personality : Kepribadian
-Aparance : Penampilan
-Consideration : Memahami sudut pandang lain dalam berfikir selama berbicara.
Etika Bisnis Dlm Penggunaan Hak Milik Intelektual :
1.Hak Cipta : Pencipta / penerima hak untuk mengumumkan ciptaannya.
2.Hak Paten : Negara ; penemuan teknologi
3.Hak Merek : Tanda , gambar, tulisan, pembeda barang & jasa.
Bisnis ; “Business” ; Kegiatan Usaha.
Bisnis ; Kegiatan yang bertujuan mengutamakan keuntungan dengan memperhitungkan rugi laba, mengutamakan What I Have To Get , Not What I have To Do.
Kegiatan Bisnis Di Kelompokan Dalam 3 Bidang :
1.Kegiatan Perdagangan : jual-beli
2.Bisnis dalam arti kegiatan industri
3.Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa.
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagianku. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral.
Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.
Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang bangkrut.
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi.
Banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran, terutama dalam kinerja keuangan perusahaan karena tidak lagi membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik yang dipilih semakin baik. Sementara itu hampir 61.9% dari 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tidak lengkap menyampaikan laporan keuangannya.
Tingkat perhatian perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan karena dalam jangka panjang bila perusahaan tidak concern terhadap perilaku etis maka kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya.
Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi
-Intergrity : Bertindak jujur & benar
-Manner : Tidak Egois
-Personality : Kepribadian
-Aparance : Penampilan
-Consideration : Memahami sudut pandang lain dalam berfikir selama berbicara.
Etika Bisnis Dlm Penggunaan Hak Milik Intelektual :
1.Hak Cipta : Pencipta / penerima hak untuk mengumumkan ciptaannya.
2.Hak Paten : Negara ; penemuan teknologi
3.Hak Merek : Tanda , gambar, tulisan, pembeda barang & jasa.
Bisnis ; “Business” ; Kegiatan Usaha.
Bisnis ; Kegiatan yang bertujuan mengutamakan keuntungan dengan memperhitungkan rugi laba, mengutamakan What I Have To Get , Not What I have To Do.
Kegiatan Bisnis Di Kelompokan Dalam 3 Bidang :
1.Kegiatan Perdagangan : jual-beli
2.Bisnis dalam arti kegiatan industri
3.Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa.
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagianku. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral.
Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.
Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang bangkrut.
Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi.
Banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran, terutama dalam kinerja keuangan perusahaan karena tidak lagi membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik yang dipilih semakin baik. Sementara itu hampir 61.9% dari 21 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ tidak lengkap menyampaikan laporan keuangannya.
Tingkat perhatian perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan karena dalam jangka panjang bila perusahaan tidak concern terhadap perilaku etis maka kelangsungan hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya.
Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar